Baca Juga
Untuk keluar dari masalah yang mendera, Anda perlu menggali sedalam mungkin, apa saja yang menyebabkan Anda dan pasangan tersakiti.
- Para pasangan yang menjalani terapi atau konseling pernikahan, kerap mengeluh tentang ekspektasi berlebihan dari pasangan, selain amarah dan sakit hati mereka. Ini adalah pertanda bahwa hubungan mereka telah hambar. Untuk keluar dari masalah yang mendera, Anda perlu menggali sedalam mungkin, apa saja yang menyebabkan Anda dan pasangan tersakiti. Selain, tentu saja, menumpahkan semua emosi yang tertahan dan melukai Anda. Hingga, pada akhirnya Anda dapat menemukan apa yang sebenarnya bernilai dalam hubungan Anda.Waspadailah 6 hal berikut, sebagai pertanda jelas bahwa hubungan Anda menghambar dan perlu segera diselamatkan:
1. Menyalahkan dan menghukum
Sebuah hubungan berada dalam posisi genting ketika pasangan mulai menyalahkan satu sama lain. Saling menuding, siapa yang bertanggung jawab sebagai penyebab masalah, tak peduli masalah sepele sekalipun. Masing-masing menuntut pihak lainnya meminta maaf terlebih dahulu, sementara diri sendiri enggan memulai memohon maaf atau membuka pintu ampunan. Biasanya, kalimat-kalimat penghakiman seperti ini akan terlontar :- "Ini ketiga kalinya kamu memilih tidur di ruang tamu. Ayo, mengaku! Kamu menghindariku, kan?"
- "Kamu bicara seakan memang tahu apa yang harus dilakukan. Sejak kapan kamu pandai dalam hal ini?"
2. Tiadanya kelembutan dan kasih sayang
Hubungan yang tengah di pinggir jurang kehancuran, biasanya kehilangan kehangatan dan kasih sayang. Sulit menemukan kelembutan dalam bersikap, bertutur kata, apalagi menunjukkan empati penuh kasih. Kata-kata sinis, penuh kepahitan, dan beraroma pesimis seperti inilah yang sering menghiasi percakapan:- "Percuma saja, memerhatikanmu adalah hal yang sia-sia!"
- "Aku lelah disakiti olehmu. Buat apa aku jujur, hanya untuk terluka lagi?"
- "Ah, malas aku mendengarmu. Kamu terlalu bodoh untuk mengerti apa mauku!"
3. Konflik tak terselesaikan
Sesekali waktu, berbeda pendapat dengan pasangan adalah hal yang lumrah. Perdebatan yang sehat adalah cara untuk saling memahami pasangan dan berpotensi untuk memperbaiki hubungan. Di sisi lain, pasangan yang sedang mengalami pernikahan 'gawat-darurat' cenderung tidak menyelesaikan perbedaan di antara mereka. Ini terjadi karena mereka tidak tahu cara tepat untuk mencari solusi atau lebih mementingkan mencari "siapa yang menang" daripada duduk berdua dan mencoba melihat masalah dari sudut pandang berbeda. Beberapa ekspresi yang keluar dari kondisi ini adalah:- "Kita tidak perlu mendiskusikan masalah ini. Kamu saja tidak mencoba mengerti aku."
- "Itu cuma pendapatmu saja!"
- "Ya, kamulah yang menang. Puas??!!"
4. Dominasi dan kendali berlebihan
Ketika Anda dan pasangan berhenti untuk saling bekerja sama, kebencian mulai menyelimuti hubungan Anda. Imbasnya, Anda berdua bersaing untuk memperebutkan dominasi dalam hubungan. Muncul tindakan-tindakan intimidatif, seperti saling berteriak, mencaci, kekerasan, atau bahkan melarikan diri. Periksalah, apakah Anda dan pasangan mulai mengungkapkan kata-kata ini?- "Siapa yang membolehkanmu mengambil keputusan? Tuhan?"
- "Aku tahu kalau aku yang benar. Jadi, jangan coba-coba mengatakan sebaliknya!"
- "Kamu sudah mengacau. Jangan harap aku akan memberikan kesempatan kedua. Pasti kamu akan mengacaukannya lagi!"
- "Cukup sudah. Aku ambil alih dari sini. Kamu tidak bisa berbuat apa-apa."
5. Ketidakpercayaan
Rasa sakit hati dan kekecewaan akan merusak kepercayaan. Terlebih jika terjadi berulang-ulang atau di luar dugaan. Perbuatan jahat, pengkhianatan, dan janji kosong juga menghancurkan rasa aman yang dimiliki. Hilanglah kepercayaan yang semestinya menjadi fondasi hubungan yang kuat. Ketidakpercayaan tercermin dari kalimat-kalimat ini:- "Sebenarnya aku ingin bicara, tetapi waktunya tidak pernah tepat."
- "Aku tahu kalau aku sudah berjanji untuk ada di rumah akhir pekan ini. Tetapi, aku tidak bisa menolak permintaan atasanku."
- "Apakah perlu untuk setiap hari mengatakan kalau aku mencintaimu?"
- "Ayo, dewasalah sedikit!"
6. Keluhan tak berujung
Saat cinta mulai menyurut dalam hubungan Anda, Anda dan pasangan akan berhenti mendukung satu sama lain. Semua hal terasa mengecewakan dan mengesalkan. Keluhan silih berganti Anda lontarkan bergantian. Padahal, terus-menerus mengeluh tidak akan membuat keadaan lebih baik. Justru, tembok tebal semakin menghalangi hubungan Anda. Cinta dan kasih sayang terkubur di dalam amarah, egoisme, dan niat saling menjatuhkan. Segeralah bertindak jika kata-kata ini mulai sering terucap:- "Cepat lakukan, tak perlu banyak alasan!"
- "Aku sudah bilang, perbaiki secepatnya! Sekarang, gara-gara kamu, semua jadi berantakan!"
- "Seharusnya kamu belajar dari kesalahan. Masa bisa mengulang kesalahan bodoh yang sama, sih?"
Memperbaiki hubungan hanya dapat dilakukan ketika Anda dan pasangan sama-sama mau mengatasi perbedaan serta rela mengubah yang buruk dari diri Anda masing-masing. Mengakui kelemahan dan kesalahan, kemudian konsisten memperbaiki diri, niscaya akan ada harapan cerah untuk hubungan yang lebih baik di masa mendatang.Diterjemahkan dan diadaptasi oleh Ratih Arawinda dari artikel "6 alarming signs your love is dying" karya Stael Ferreira Pedrosa yang dimuat di familyshare.com.
Sumber : Keluarga.com
6 tanda peringatan bahwa hubungan Anda dan pasangan Akan Hancur. Nomer 1 Paling Sering Terjadi
4/
5
Oleh
Viral